Sebuah sentakan.
Ia terbangun, membuka kedua kelopak mata terhadap realita dunia. Sebuah perasaan bersenandung nada gelap yang kian lama tinggal dalam raganya telah tiada. Ia merasa bebas, lepas, tidak terkekang. Sudah berbulan-bulan ia tak merasakannya.
Kini matanya berbinar. Cara bicaranya meledak-ledak. Ia mengernyitkan dahinya, sebuah pertanyaan menggantung di bibirnya. Berlari kesana-kemari, menghirup udara, menyapa semesta.
Ia tertawa, tangan terentang luas memeluk segala.
Biarkanlah. Mungkin ia bahagia.
(i.t)