8.22.2015

Ba-ha-gia

Sudah terlalu lama ia menutup mata. Terlalu lama ia tinggal dalam gelap. Bagai sehelai selimut tebal menutupi raganya; kesedihan, kegelisahan, ketakutan tak ingin meninggalkannya.  Mengekangnya untuk berpikir bahwa ia bisa. Membatasinya untuk berpikir bahwa ia mampu.

Sebuah sentakan.

Ia terbangun, membuka kedua kelopak mata terhadap realita dunia. Sebuah perasaan bersenandung nada gelap yang kian lama tinggal dalam raganya telah tiada. Ia merasa bebas, lepas, tidak terkekang. Sudah berbulan-bulan ia tak merasakannya.

Kini matanya berbinar. Cara bicaranya meledak-ledak. Ia mengernyitkan dahinya, sebuah pertanyaan menggantung di bibirnya. Berlari kesana-kemari, menghirup udara, menyapa semesta.

Ia tertawa, tangan terentang luas memeluk segala.

Biarkanlah. Mungkin ia bahagia.

(i.t)